Syaikh dr. Zakir Naik: Habiskan Waktunya 5 – 5,5 Jam Hanya Untuk Sholat Setiap Hari, Kita?

AnjrahUniversity.com  – Hal yang inspiratif banget, salah satunya, Syaikh dr. Zakir Naik: Habiskan Waktunya 5 – 5,5 Jam Hanya Untuk Sholat Setiap Hari.

Obrolan Awal: Dr Richard Lee Bertamu ke Rumah Dr. Zakir Naik di Petrajaya Malaysia.

Dr. Richard Lee membuka percakapan dengan ramah, “Assalamualaikum Zak, aku harus manggil kamu apa? Dr. Zakir atau Zak?”

Dr. Zakir pun menjawab santai, “Apa aja boleh. Ada yang manggil Dr. Zakir, ada juga yang manggil Sheikh Zak. Teman-teman dekat biasanya cukup Zak.”

Obrolan pun mengalir ke makna nama “Zakir”. Di India, kata Zakir berarti saudara, dan guru bisa dipanggil dengan berbagai istilah seperti “Molana” atau “Sheikh” tergantung budaya setempat.

Latar Belakang Dr. Zakir: Dari Dokter Jadi Dai

podcast dr zakir naik richard lee di malaysia

Dr. Zakir bercerita bahwa ia awalnya adalah seorang dokter medis umum. Ayahnya, kakaknya, dan keluarganya berasal dari latar belakang dokter.

Namun hidupnya berubah setelah bertemu dengan Sheikh Ahmed Deedat pada tahun 1987 saat masih kuliah di tahun kedua kedokteran. Ia merasa sangat terinspirasi.

“Saya merasa jadi dokter itu mulia, tapi ketika saya tahu bahwa merawat jiwa manusia lebih penting daripada tubuhnya, saya memilih jadi dai.”

Sejak saat itu, ia mulai berdakwah. Awalnya membagi waktu 50% untuk praktik medis dan 50% dakwah. Tapi lama-kelamaan dakwah menjadi full time.

“Saya cuma sempat praktik medis sebentar sekali, lalu total jadi dai,” tambahnya.

Tinggal di Malaysia: Kehidupan Sederhana

Dr. Zakir saat ini tinggal di Malaysia bersama istri dan anaknya. Ia tinggal di apartemen sederhana, dan bahkan Dr. Richard sempat kaget melihat kesederhanaan tempat tinggal beliau.

“Rumahmu sangat-sangat sederhana. Aku nggak nyangka.”

Dr. Zakir tersenyum dan berkata, “Saya memang lebih memilih hidup sederhana.”

Saat ditanya soal rutinitas harian, Dr. Zakir mengungkapkan jadwal yang sangat padat, dimulai dari tidur yang sangat sedikit—rata-rata hanya 3,5 jam per hari.

Rutinitas Harian Dr. Zakir: Salat Lebih Lama dari Tidur

Dr. Zakir mengungkap bahwa dirinya hanya tidur rata-rata 3,5 jam sehari. Tapi ia menegaskan bahwa itu bukan pola tidur yang sehat dan tidak patut ditiru.

“Manusia normal butuh minimal 7 jam tidur. Saya ini pengecualian, hanya sekitar 1 dari 200 orang di dunia yang bisa seperti itu.”

Dia menjelaskan rutinitasnya setelah Subuh hingga Dhuha, lalu tidur sebentar, dan habiskan waktu untuk salat, dakwah, hingga membaca pertanyaan-pertanyaan dari audiensnya.

Setiap hari ia menghabiskan waktu sekitar 5–5,5 jam hanya untuk sholat, termasuk tahajud 2 jam. Dakwah online maupun offline bisa sampai 12 jam sehari. Waktu untuk keluarga sekitar 1–2 jam saja.

Kenapa Hidupnya Sederhana Padahal Milyuner?

Dr. Richard sempat kagum karena melihat gaya hidup Dr. Zakir yang sangat sederhana, padahal ia tahu Dr. Zakir adalah tokoh besar yang pasti punya akses ke banyak uang.

Dr. Zakir pun menjelaskan prinsipnya:

“Saya tidak pernah menggunakan uang dakwah untuk keperluan pribadi. Allah beri saya bisnis pribadi yang Alhamdulillah, bisa hasilkan jutaan dolar setahun.”

Beliau bahkan menasihati anaknya, kalau mau bisnis, jadikan Allah sebagai mitra bisnis, dan sisihkan minimal 51% keuntungannya untuk sedekah. Sementara beliau pribadi menyedekahkan lebih dari itu (tanpa menyebut angka).

“Saya tidak ingin jadi donatur terbesar, tapi ingin jadi yang persentase donasinya paling tinggi.”

Itulah sebabnya Dr. Zakir memilih mobil Toyota biasa, tinggal di apartemen yang hanya sekitar $500/bulan, dan menyumbangkan sebagian besar penghasilannya.

Dituduh Ekstremis oleh Pemerintah India

Dr. Richard bertanya langsung soal cap ekstremis yang pernah ditujukan kepada Dr. Zakir oleh pemerintah India.

Dr. Zakir pun menjelaskan dengan tegas namun elegan:

“Kalau ekstrem artinya total dalam kebaikan, maka saya ekstremis. Saya ekstrem dalam kejujuran, salat, sedekah. Tapi kalau ekstrem artinya menyakiti orang tak bersalah, saya bukan ekstremis.”

Beliau menambahkan, ia melakukan shalat minimal 54 rakaat per hari, termasuk sunnah-sunnahnya. Dan jika itu disebut ekstrem, maka itu ekstrem yang baik.

Beliau menyindir media yang menyebarkan fitnah soal keterlibatannya dengan terorisme:

“Saya tidak pernah menyumbang satu sen pun ke organisasi teroris. Itu hanya rekayasa untuk menjatuhkan.”

Dr. Zakir juga mengingatkan prinsip dari Al-Qur’an:

“Kalau kamu dapat berita dari orang fasik, periksa dulu. (QS. Al-Hujurat: 6)”

Membandingkan Ujian Diri dengan Nabi ﷺ

Ia menegaskan, tuduhan seperti itu bukan hal baru bagi para dai. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ pun difitnah jauh lebih parah.

“Kalau kita bandingkan ujian kita dengan Nabi ﷺ, hidup kita seperti surga.”

Dr. Zakir pun mengungkap bahwa hijrahnya ke Malaysia adalah bagian dari doa yang terkabul: meninggalkan harta demi Allah. “Saya tinggalkan hartaku, hidupku masih dititipkan Allah,” tuturnya penuh syukur.

Mobil Mewah: Rolls Royce, Tapi Hanya untuk Bisnis

Dr. Richard kaget saat tahu Dr. Zakir punya Rolls-Royce dan Lamborghini. Tapi ternyata semua itu hanya untuk kepentingan bisnis rental mobil mewah di Qatar.

“Saya punya Rolls-Royce, Bentley, Lamborghini, tapi itu hanya untuk bisnis. Saya sendiri hanya pakai Camry.”

Dr. Zakir bilang, beliau mampu membeli mobil mewah, tapi ia tidak ingin menggunakannya untuk pribadi. Ia lebih suka hidup sederhana agar bisa lebih banyak bersedekah dan meniru gaya hidup Nabi Muhammad ﷺ.

Kenapa Pilih Tinggal di Malaysia?

Dr. Zakir menjelaskan kenapa ia memilih Malaysia setelah hijrah dari India:

  • Islam adalah agama federal
  • Tidak dikendalikan negara asing
  • Jauh dari zona perang
  • Ekonomi stabil dan biaya hidup rendah
  • Banyak fasilitas ekonomi syariah (bank Islam, zakat, takaful, dsb)
  • Muslim di Malaysia bisa bangga menjalankan agamanya

Ia juga menyebut bahwa Putrajaya tempat tinggalnya termasuk kota yang lebih mendekati syariat (tidak ada alkohol, klub malam, dsb).

Pandangan tentang Indonesia & Muslim Indonesia

Dr. Zakir menyatakan rasa cintanya pada Indonesia. Ia sudah pernah ke Indonesia tiga kali dan melihat semangat umat Islam di sini luar biasa.

“Muslim Indonesia punya gairah tinggi untuk dakwah, seperti halnya di Malaysia.”

Tapi beliau juga menyoroti tantangan besar di Indonesia: kurangnya persatuan antar organisasi Muslim. Ia mengutip ayat:

“Berpegang teguhlah pada tali Allah, dan jangan berpecah belah.” (QS. Ali Imran: 103)

Apakah Dunia Akan Damai Jika Semua Orang Muslim?

Pertanyaan Dr. Richard selanjutnya sangat filosofis: “Kalau semua orang di dunia Muslim, apakah akan damai?”

Jawaban Dr. Zakir:

“Kalau semua Muslim taat menjalankan ajaran Islam, pasti damai. Tapi kenyataannya banyak Muslim hanya sebatas nama, tapi korupsi, minum alkohol, curang.”

Islam tidak bisa hanya jadi identitas, tapi harus jadi cara hidup. Beliau juga menyebut, akan datang masa di mana dunia dipimpin dengan syariat Islam selama 7 tahun penuh kedamaian, seperti dijanjikan dalam hadits.

Rencana Safari Dakwah di Indonesia

Dr. Zakir menyebut ia akan datang ke Indonesia dalam waktu dekat. Berikut jadwalnya:

  • Surabaya – Sabtu, 21 Juni 2025
  • Medan – Minggu, 22 Juni 2025
  • Palu – Rabu, 25 Juni 2025
  • Jakarta – Sabtu, 28 Juni 2025

Semua kajian akan berlangsung di stadion besar dan dimulai setelah Maghrib.

Quote Inspiratif Dr Zakir Naik

Setiap orang yang menyaksikan podcast dr. Zakir Naik dengan dr. Richard Lee pasti memperoleh banyak sekali petuah petuah yang mendalam, quote quote inspiratif, beberapa diantaranya adalah:

Quote 1: “Saya merasa jadi dokter itu mulia, tapi ketika saya tahu bahwa merawat jiwa manusia lebih penting daripada tubuhnya, saya memilih jadi dai.”

Quote 2: “Saya tidur hanya 3,5 jam sehari, tapi lebih dari 5 jam saya habiskan untuk salat. Aktivitas terbesar saya dalam sehari adalah menyembah Allah.”

Quote 3: “Kalau Allah perintahkan shalat lima waktu, saya tidak mau tawar. Saya ingin taat sepenuhnya. Saya tidak mau setengah-setengah dalam ibadah.”

Quote 4: “Saya tidak pernah menggunakan uang dakwah untuk keperluan pribadi.”

Quote 5: “Kalau kamu punya bisnis, jadikan Allah sebagai mitra bisnismu. Tapi jangan jadikan Allah mitra kecil. Jadikan Allah mitra utama.”

Quote 6: “Saya tidak ingin jadi donatur terbesar, tapi ingin jadi yang persentase donasinya paling tinggi.”

Quote 7: “Kalau ekstrem artinya total dalam kebaikan, maka saya ekstremis.”

Quote 8: “Kalau semua Muslim taat menjalankan Islam, dunia pasti damai.”

Quote 9: “Saya bukan hanya salat lima waktu. Total dalam sehari saya bisa salat sampai 54 rakaat.”

Quote 10: “Islam bukan hanya identitas. Islam adalah jalan hidup.”

Quote 11: “Saya tinggalkan hartaku, hidupku masih dititipkan Allah.”

Quote 12: “Hidup sederhana itu sunnah. Nabi kita hidup paling sederhana, padahal bisa memilih mewah.”

Quote 13: “Ketika kamu memberi, Allah akan beri lebih. Jangan takut bersedekah.”

Quote 14: “Tidak ada negara yang 100% Islami. Tapi kita harus terus bergerak ke arah itu.”

Quote 15: “Semakin besar tanggung jawab, semakin besar pula ujian dari Allah.”

Quote 16: “Saya tidak ingin dikenal karena kemewahan. Saya ingin dikenal karena kesederhanaan dan dakwah.”

Quote 17: “Nabi ﷺ dituduh gila, pemecah belah. Tapi beliau tetap tegar. Kita harus belajar dari itu.”

Quote 18: “Ujian yang saya alami tidak seberapa dibandingkan para sahabat. Kita hidup seperti surga jika dibandingkan mereka.”

Quote 19: “Kalau semua orang menyebarkan kebaikan seperti shalat, zakat, kejujuran, tidak akan ada perang.”

Quote 20: “Saya tidak dibayar untuk berdakwah. Saya berdakwah karena itu hak Allah atas saya.”

Penutup: Sosok Langka yang Menggetarkan dan Mencerahkan

Kita doakan semoga Allah panjangkan umur Dr. Zakir Naik hafidzahullah, sehatkan tubuh dan jiwanya, serta terus menjadikannya sumber manfaat bagi umat Islam di seluruh dunia.

Semoga pula, dari rahim peradaban ini, Allah lahirkan lebih banyak lagi ulama yang tidak hanya menguasai Al-Qur’an dan Hadits, tapi juga paham isi kitab-kitab lain—seperti Injil, Weda, Tripitaka—sehingga bisa berdialog dengan bijak dan mengajak dengan ilmu.

Salah satu kutipan paling kuat dari Dr. Zakir adalah ketika ia ditanya kenapa pemerintah India begitu keras padanya. Dengan tenang, ia menjawab:

“Dalam dua jam ceramah saya, orang Hindu merasa lebih memahami agamanya dibanding 40 tahun belajar dari pendeta mereka sendiri.”

Dari ceramah-ceramah itulah, ribuan orang non-Muslim telah mengucap syahadat dan memilih Islam sebagai jalan hidup. Semua itu bukan karena provokasi, tapi karena hujjah, ilmu, dan akhlak dalam menyampaikan kebenaran.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang terbuka hatinya untuk belajar, memahami, dan terus memperbaiki diri. Dan semoga lebih banyak umat Islam bangkit dan meneladani keberanian serta kedalaman ilmu Dr. Zakir Naik.

Penyusun

Anjrah Ari Susanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.