Rahasia Training Customer Service Praktis Online Jago Closing Bersama Coach Anjrah

AnjrahUniversity.com – Mengapa Training Customer Service perlu diseriusi, sebab “Pelayanan Yang Meaningfull-lah yang Membuat Pelanggan Kembali“. Salah satu ujung tombaknya ya di CS.

Sejak tahun 2009, saya belajar satu hal yang tidak pernah berubah dalam dunia bisnis:

People will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.” – Maya Angelou

Terjemah bebasnya, pelanggan akan lupa apa yang kau katakan, akan lupa apa yang sudah kau selesaikan project mereka, tapi pelanggan akan selalu ingat bagaimana kita melayani mereka.

Ini bukan cuma tentang pelayanan, tapi lebih dalam lagi soal pengalaman emosional yang kita berikan. Pelanggan mungkin lupa promo apa yang kamu kasih atau produknya kayak apa, tapi rasa senang, dihargai, atau bahkan kecewa yang mereka alami saat berinteraksi dengan bisnismu akan terekam kuat di ingatan mereka.

Ini pas banget dengan prinsip pain before gain yang aku pahami, di mana pengalaman (bisa jadi ‘pain’ di awal kalau pelayanannya buruk, atau ‘gain’ kalau bagus) bakal jadi penentu selanjutnya.

Di awal membangun bisnis sendiri, saya kira yang penting hanya kualitas produk dan harga kompetitif. Karena produk dan harga tidak akan berhenti terus ada yang baru dan update.

Namun, semakin lama, semakin saya menyadari – produk bagus tanpa pelayanan yang strategis hanya akan menjadi etalase indah yang sepi pembeli. Pelayananlah yang membuat pelanggan datang, kembali, bahkan membawa teman-temannya untuk ikut membeli.

Itulah kenapa hari ini, banyak pemilik bisnis mencari training customer service atau workshop customer service terbaik, demi membekali tim mereka dengan keterampilan yang bukan sekadar membalas chat, melainkan mengonversi setiap percakapan menjadi omzet nyata plus menjadikan mereka pelanggan setia sebab pelayanan kita prima.

Kenapa Customer Service Menjadi Penentu Loyalitas Pelanggan?

Saya teringat satu quote dari Tony Hsieh, pendiri Zappos, yang berkata, “Customer service shouldn’t just be a department; it should be the entire company.”

Kata dia, “urusan pelayanan customer bukan urusan departemen CS saja, tapi seluruh perusahaan.

Setiap orang, dari CEO sampai office boy, harus sadar bahwa pekerjaan mereka pada akhirnya akan memengaruhi pengalaman pelanggan.

  1. Tim Produksi harus memastikan kualitas produk itu prima, karena produk bagus adalah bentuk pelayanan awal yang paling fundamental.
  2. Tim Marketing harus jujur dan transparan dalam promosi, karena kejujuran adalah dasar kepercayaan pelanggan.
  3. Tim Logistik harus hati-hati dan tepat waktu dalam pengiriman, karena ini bagian dari janji yang harus ditepati.
  4. Tim Keuangan harus efisien dan adil dalam proses pembayaran atau pengembalian dana, karena ini menyangkut kenyamanan dan kepercayaan pelanggan.

Dan ya, tim CS adalah garda terdepan.

Mereka adalah sensor utama yang merasakan langsung denyut kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan.

Mereka adalah jembatan antara pelanggan dan seluruh departemen lain. Maka dari itu, tim CS ini wajib banget tahu cara melayani—bukan cuma teori, tapi praktik nyata yang empati, responsif, dan solutif.

Mereka harus dibekali pengetahuan produk yang mendalam, skill komunikasi yang prima, dan yang terpenting, power untuk menyelesaikan masalah pelanggan, bukan cuma jadi penerima keluhan.

Ini juga yang bikin aktivasi VAKOG penting banget di pelayanan. CS yang baik itu bisa bikin pelanggan merasa (K) didengar, melihat (V) solusi, dan mendengar (A) kata-kata yang menenangkan.

Di era sekarang, kata-kata itu semakin relevan. Persaingan harga makin sengit, promosi makin kreatif, namun pada akhirnya pelanggan akan bertahan pada brand yang memberikan pengalaman paling menyenangkan dan menenangkan.

Bahkan riset American Express pernah menunjukkan 58% pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk pelayanan yang lebih baik.

Coba bayangkan jika tim CS Anda mampu menghadirkan pelayanan yang membuat pelanggan merasa dipahami, dihargai, dan ditolong, bukan sekadar ditawarkan produk.

Maka, CS benar benar harus dibekali ilmu yang proporsional.

Apa Bedanya Training dan Workshop Customer Service?

Banyak yang mengira training CS hanyalah sesi motivasi agar CS lebih ramah.

Atau, workshop CS hanya role play basa-basi yang tidak relevan dengan realita chat harian mereka.

Padahal, training customer service yang efektif justru mengajarkan strategi, bukan sekadar teori keramah-tamahan.

Dalam training CS, tim diajak memahami mindset melayani yang benar dan pola komunikasi strategis untuk menghadapi berbagai karakter bahkan psikologi pelanggan, dari yang super cerewet hingga yang PHP tak kunjung transfer.

Sedangkan workshop CS biasanya berupa praktik langsung simulasi untuk melatih kecepatan berpikir, empati, dan ketegasan dalam mengarahkan percakapan ke tujuan closing.

Sayangnya, banyak training dan workshop customer service yang hanya mengulang materi-materi umum, tanpa tools praktis yang bisa langsung diterapkan di chat mereka esok hari.

Selesai workshop, selesai training, apa yang harus dimplementasikan? Bingung lagi.

Framework CARE: Rahasia Pelayanan yang Menghasilkan Repeat Order

Rahasia Training Customer Service Praktis Online Jago Closing Bersama Coach Anjrah

Dalam belasan tahun mendampingi tim CS berbagai bisnis – dari digital product, F&B, hingga healthcare – saya mendapati ada satu framework yang selalu berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan dan repeat order.

Saya menyebutnya Framework CARE.

CARE sendiri adalah singkatan dari Connection, Anticipation, Resolution, dan Elevation.

Namun, sebelum Anda buru-buru menuliskan keempatnya di catatan Anda, izinkan saya bercerita sedikit.

Cs anda bukan kurang rajin, bukan kurang gercep, bukan kurang pandai dalam membalas chat masuk.

Tapi, kurang memiliki strategi. Strategi yang bisa dengan singkat bisa menjadikan calon customer yang awal hanya chat, bisa segera transfer.

Di e-course Training Customer Service Coach Anjrah, saya membahas formula untuk Chat CS bernama CARE secara detail, termasuk contoh skrip percakapan nyata di berbagai industri dan bagaimana cara menyesuaikannya dengan gaya komunikasi brand Anda.

Harapannya, CS tidak bingung lagi, ada chat masuk, apa yang harus dia lakukan (beserta contoh contohnya) supaya jadikan chat itu closing.

Customer Service Bukan Admin Chat, Mereka Revenue Generator Bisnis

Selama ini banyak pemilik bisnis yang berpikir CS itu hanya cost center, padahal jika dilatih dengan benar, CS adalah mesin pencetak omzet perusahaan.

CS yang paham teknik handling objection seperti 3F (Feel, Felt, Found) atau PSA (Puji, Sanggah, Arahkan) tidak akan ketar-ketir saat ditanya harga mahal. Mereka tahu bagaimana mengubah keberatan menjadi rasa percaya.

Bayangkan ketika pelanggan bilang, “Mahal ya, Kak.” CS terlatih tidak akan menjawab, “Iya Kak, segitu harganya.” melainkan,

“Saya paham, Kak, banyak juga pelanggan kami awalnya merasa begitu. Tapi setelah rutin konsumsi herbal ini, mereka merasa badannya lebih ringan dan nggak gampang capek, akhirnya justru lebih hemat daripada harus bolak-balik ke klinik. Mau saya kirimkan testimoninya?”

Contoh kecil seperti itu sudah berkali-kali menghasilkan transferan yang tadinya ditunda, bahkan menambah repeat order ke depannya.

Di member area kelas CS saya sudah saya kasih banyak contoh contohnya. Tak usah khawatir.

Kenapa Training Customer Service Itu Investasi, Bukan Biaya?

Beberapa pemilik bisnis ragu untuk mengeluarkan dana training CS karena menganggap itu biaya yang tidak langsung terlihat hasilnya.

Padahal, biaya terbesar dalam bisnis adalah kehilangan pelanggan.

Pelanggan yang kecewa diam-diam akan pergi tanpa komplain, lalu membeli di kompetitor Anda.

Lebih buruk lagi jika mereka bercerita di grup WhatsApp mereka tentang pengalaman buruk itu.

Training CS yang strategis justru menghemat biaya marketing Anda.

Karena CS yang terlatih bisa mengonversi leads lebih banyak, meminimalisir refund dan komplain, serta membuat pelanggan loyal tanpa perlu diskon berlebihan.

Apa yang Akan Anda Dapatkan di Training Customer Service Coach Anjrah?

Workshop Customer Service Online Coach Anjrah

Di e-course ini, Anda dan tim akan belajar:

  • Mindset CS Juara, Mindset Ini Penting. CS yang ‘terkungkung’ mindset salah, susah perform.
  • Formula dan strategi balas chat yang segera mengarahkan klien ke arah closing / deal
  • Teknik handling objection, menumpas alasan alasan mereka tidak segera beli, supaya segera beli
  • Strategi follow up anti PHP dan anti zombie, capek kan sudah di follow up cuman di read doang
  • Cara menghadapi komplain agar pelanggan makin loyal, kunci penting orang komplain gampang sebenarnya, tapi sedikit saja CS tau caranya.

Materi disampaikan dalam video on-demand, artikel eksklusif, dan email insight periodik langsung dari pengalaman lapangan saya sejak 2009.

Di member area, anda bisa akses 24 jam, sepanjang website kami ber-operasi tentunya.

Anda bisa belajar ilmu pemantapan mindset, strategi, dan skill praktis CS di sela waktu kerja tim, atau sambil menunggu jam buka toko di pagi hari.

Apakah Anda Siap Mengubah CS dari Admin Chat Menjadi Revenue Generator?

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, percayalah – di dalam trainingnya, Anda akan menemukan banyak strategi dan script yang tidak mungkin saya tuliskan di sini.

Karena setiap materi di sana bukan sekadar teori, melainkan hasil evaluasi, pemikiran, belajar serta belasan tahun praktik langsung yang terbukti menghasilkan omzet nyata di berbagai bisnis.

🔥 Harga promo hanya Rp 147.000 (normal Rp 500.000). Daftar sekarang sebelum harga naik.

👉 Klik di sini untuk bergabung: Training Customer Service Coach Anjrah

Pelatihan ini bukan untuk semua orang. Hanya untuk Anda yang serius ingin menjadikan tim CS sebagai ujung tombak penjualan dan loyalitas pelanggan bisnis Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.