Sekolah Ikatan Dinas, Primadona Lulusan SMA

::anjrahuniversity.com:: Lulus SMA mau kemana ya? Kerja? Nikah? atau sekolah lagi. Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu muncul dibenak temen-temen yang baru saja menyelesaikan ujian nasional tingkat SMA. Bagi yang sudah paham, biasanya bahkan sejak sebelum lulusan atau mengikuti ujian nasional SMA siswa-siswa sudah mencari informasi perihal sekolah ikatan dinas. Ya, ikatan dinas menjadi primadona siapa saja yang mau kuliah yang sekaligus mendapatkan jaminan kerja.

Itu semua pilihan,

kemerdekaan yang besar dari manusia adalah memilih itu sendiri

Faktanya, kerja setinggi apapun bahkan sampai S2, kalau yang ‘kurang kreatif’, ujung-ujungnya juga sebenarnya mencari kerja. Ada juga sih yang dia memilih hidup menjadi dirinya sendiri, ia jadikan modal pendidikan formal dan pendidikan non formal selama kuliah (dari aneka keorganisasian atau pelatihan diluar bahan kuliahnya) menempuh jalur entrepreneurship atau membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Ia paham benar. Kalau cuman mencari pekerjaan, ngapain sampai lama-lama boros umur tiap hari masuk ruang kuliah? Apa tidak selayaknya bagi dirinya yang sudah ‘berpendidikan’ itu tidak ngrusuhi pasar mencari kerja yang kadang menjadi pilihan bagi ‘kelas’ pendidikan yang dibawahnya? Mosok sudah kuliah tinggi akhirnya ndakada beda dengan rekan-rekan SMA atau yang lain ikut rame-rame cari kerja, dengan modal yang lebih harus bisa dong membuka pekerjaan, mustinya gitu.

Lah terkait sekolah ikatan dinas.  Biasanya yang mengambil disini selain memang sudah menjadi cita-cita, bisa jadi cita-cita yang berasal dari orang tua, atau cita-cita yang memang menjadi harapan agar nantinya praktis ndak usah cari kerja. Di Indonesia dulu banyak jenisnya, tapi sekarang sudah pada berubah menjadi sekolah biasa yang tidak pasti setelahlulus langsung dinas disitu. So, cermatlah memilih.

Banyak departemen-departemen yang membuka sekolah khusus yang nantinya lulusannya langsung ikatan dinas ke departemen yang mempunyai sekolah kedinasan itu. Contohnya dulu, departemen keuangan mereka punya STAN(sekolah tinggi akuntansi negara), lalu Departemen dalam negeri itu punya STPDN (sekarang jadi IIP nek nggak salah), dinas perhubungan juga punya, dan Badan pusat statistik punyaSTIS. Departemen-departemen lain juga ada, namun aku kurang tahu nama-namanya.

Berduyun-duyun lulusan SMA berharap bisa lolos masuk sekolah primadonanya itu. Ya yang jelas ada banyak rangkaian tes yang harus dijalani sampai mereka dinyatakan lolos menjadi mahasiswanya. Ya itulah perjuangan.

Over all, bersekolah di sekolah ikatan dinas memang cukup menjanjikan pekerjaan yang pasti setelah lulus. Namun, jelas ada konsekuensi masing-masing yang harus ditaati. Ya seperti misalnya bersedia ditempatkan diseluruh area indonesia, ya meski setelah sekian tahun bisa mbalik ke jawa, bagi sebagian orang itu menjadi permasalahan tersendiri.

Selanjutnya, sekolah kedinasan bersifat mengikat, sehingga kita tidak bebas ‘berpetualang’ dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya. Ya misal anda berkepribadian lurus-lurus saja, sekolah ikatan dinas primadona pendidikan yang pas setelah lulus SMANggak ketrima diikatan dinas pun nggak papa, jalur riski Allah sangat luas, Allah nggak turunkan rejeki hanya lewat jalur sekolah ikatan dinas.

Cek info= SEKOLAH KEDINASAN yang 75 % dibayari negara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.